Sabtu, 04 Februari 2017

Novel terbaru 2017 : Teka-teki Mimpi Misterius

01 Juni 2015 
Andaikan itu nyata, mengapa itu harus terjadi antara suka dan benci. Mungkinkah itu dapat menciptakan sebuah kebahagiaan ? 
Kapan teka-teki dan misteri ini akan terjawab? 

Bukan untuk berharap memilikinya, tapi mengapa dia selalu hadir dalam mimpiku sampai terkadang aku  seperti seorang yang bodoh yang telah diperdaya mimpi itu. 
Adil kah ini bagiku? 
Bagaimana dengan kamu di sana? Apakah tetap bertahan dalam kebencian atau mungkin saja cinta . Hal yang kurasakan sepertinya nyata, mungkin ini sudah takdir dan suratan tangan kita. Siapa yang dapat melawan takdir?? 
 Mungkin ini jauh dari akal sehat, tapi mengapa hati kecilku mengatakan semua ini akan terjadi. 
Andaikan aku punya sayap untuk menjumpaimu, aku akan bertanya misteri apa di balik semua ini. Tapi mugkin saat ini biarlah ku simpan teka-teki saja sampai waktunya tiba. Mungkin aku akan menunggu 20 Desember……. 
tidurlah selamat malam, 
jangan lupakan aku. 
mimipilah dalam tidurmu bersama bintang 
sesunggunya aku tak bisa jalani waktu tanpamu 

Sampai detik ini satu yang kutunggu adalah kapan teka-teki ini akan terjawab 

TEKA_TEKI MIMPI MISTERIUS 

“ Dave apakah kamu akan pergi hari ini ? “ 
“ Iya lif, buat masa depan kita, ini adalah berkat yang tak tenilai bagiku, aku tidak akan sia-siakan kesempatan ini dan kamu akan selalu ada di hatiku “ ucap Dave padaku yang sedari tadi aku tidak kuat menahan air mata saat tahu sang pangeran akan pergi melanjutkan study nya ke Singapore. 
“ tapi aku gak mau kehilangan kamu Dave “ 
 “ kamu akan selalu ada di hatiku dan aku akan selalu ada di hatimu, percayalah “ Jawab Dave seraya melepaskan kedua tanganya yang menggengam tanganku. Beberapa menit kemudian pesawat yang ditumpangi Dave segara meluncur . 
“Dave…..” Aku berteriak histeris sekuat-kuatnya, tiba-tiba terbagun karena ibuku telah berdiri di sampingku membangunkanku. 
“ huh…ternyata cuma mimpi, lagian mengapa aku sampai menagis mimpiin Dave . Dave kan bukan siapa-siapaku, pacar bukan, saudara bukan. Tapi apa betul yah Dave jadi kuliah di Singapore seperti yang pernah diceritakan ibu Lois tentang beasiswa Dave “ beribu pertanyaan pun bermunculan di pikiranku 
“ huff…ngapain mimpiin dia Cuma anak kepala sekolahku saja pun, satu sekolah tidak apalagi satu kelas “ Atau mungkin saja aku terobsesi sama Dave lantaran ibu Lois kepala sekolah kami sering menceritakan Dave padaku dan pernah memperkenalkan kami berdua disebuah pesta karena secara adat batak mereka adalah Pariban yang bisa pacaran dan bahkan menikah. 

Aku dan Ibu Lois Memiliki marga yang sama. Jadi ibu Lois berharap anaknya bisa dekat denganku. Sementara bagiku usaha ibu Lois mendekatkan kami hanya sesuatu hal yang sedikit si-sia karena buatku memiliki pria yang pintar, ganteng, anak orang kaya, dan merupakan cowok rebutan di kampungnya merupakan hal tidak mungkin, ditambah sikap Dave yang sedikit cuek setiap ibu Lois mengajaku bertamu ke rumahnya , jadi menarik kesimpulan Dave tidak menyukaiku. 

 UN pun selesai. Ternyata nilaiku cukup memuaskan. Rencana kuliah untuk tahun ini tertunda han munkin harus menunggu tahun depan. langkahku selanjtunya yaitu memutuskan untuk pergi merantau ke Kota Batam, kota yang selalu diceritakan kakaku ketika aku masih sekolah. Hari ini hari keberangkatanku, Selamat tinggal Dave. Segaja tidak pamitan sama Ibu Lois karena tidak ingin melihat Dave. Bus yang kami tumpangi segera meluncur menuju polonia Medan. Lion air pun segera terbang tinggi. 45 menit kemudian kota tujuanku pun tiba, kota Batam. 

“ inilah kota Batam, kita sudah sampai, selamat datang dan selamat menikmati kota ini “ ucap kakak sementara aku sibuk melihat-lihat sekeliling bandara. 

Hang Nadim bandara yang bersih dan indah segera kami tinggalkan . Rasa capek dan lelah merajai seluruh tubuhku sehingga membuatnya tertidut di dalam Taxi. 
“ Dave kota ini biasa aja ya tak beda dari kota Medan, kira-kira aku betah gak yah di sini ? “ 
“kuharap kamu betah sampai waktunya sampai “ 
“ sampai apa “ 
“ ya bangun kita sudah sampai” jawab kakaku bukan Dave. Kedatangan kami pun disambut my big family. “hah inikah kota Batam ?, 
Truz aku kerja di mana, emang di sini ada kerjaan gak beda pun dari kampung “ candaanku membuat mereka tertawa terbahak- bahak 

Beberapa minggu kemudian akhirnya aku bisa menikmati dunia kerja. Bagiku dunia kerja merupakan suatu yang menyenangkan walau tak seindah yang di bayangkan semasa SMA dulu. Karakter dan sahabat dari berbagai daerah pun kutemui membuatku selalu menikmati hidup penuh dengan semangat.
“ wow…suatu peraturan yang sangat otoriter “ ujarku dalam hati ketika kakak berkata tidak boleh pacaran dulu sebelum 1 tahun di Batam”
Meski hal itu membuatku bertanya-tanya namun hal itu  kutanggapi dengan senang seraya menjawab dengan lelucon “ hehehe….boro- boro gak pacaran satu tahun, emang ada yah cowok yang langsung menyukaiku di Batam ini . 

Hari pertama bekerja membuat tubuhku terasa lelah. Setelah pulang dari tempat kerja biasanya kami menikmati sore yang indah di teras rumah sambil buka facebook. aku sibuk  melihat-lihat orang-orang yang sibuk memamerkan dan bahkan mencurahkan isi hatinya lewat dunia maya tersebut

Hehehe….. Saat tertawa-tawa baca status teman-teman Samsung galaxy S4 tiba-tiba berbunyi .
 “ nomor baru, angkat ajalah” pikirku dalam hati 
“ hallo ini dengan siapa “ 
“ Hallo cantik, apa kabar baik-baik aja kan ? Tanya dia SKSD 
“ maaf ini dengan siapa yah, maaf kalau saya lupa “ Tanyaku penasaran 
“ sombong sekarang yah, masa sudah lupa “ sambungnya membuatku semakin penasaran. 
“ maaf saya lupa bangat, ini siapa yah? “ 
“ aku orang yang selalu merindukanmu , selalu berharap kamu baik-baik dan tetap bahagia. Entah mengapa jawaban itu membuatku sedikit kesal. 
“ gak usah SKSD lah, klo kamu gak mau kasih tahu aku matikan hp ini ” jawabku sedikit galak
 “Upz… jangan marah dulu ini PR buat kamu yaitu mencari tahu siapa aku, besok pagi harus dapat jawabanya yah kalau gak dapat aku hukum “ Candanya membuatku tertawa. 
PR ?, PR apaan. Capek kali mikirin itu, pake hukum-hukum lagi. 

Akhirnya obrolan kami pun berlanjut hingga 1 jam. Keakraban pun terjalin tampa terasa.. Benar-benat tidak bisa menebak siapa dia, tapi entah mengapa dia tahu semua tentang aku, tempatku bekerja, alamat rumahku, baju yang sering kupakai dan bahkan tempat yang paling kusuka. 
“ aduh.. benar-benar membingungkan “ 
“ hah… 11. 30 wib, besok kerja tidak boleh lama- lama bobo “ teriakku kaget. 

This time for sleep. 
“ Dave, baru saja ada lelaki yang menyuruhku mencari tahu siapa dia, siapa yah ? aku bingung , dia tahu semua tentang aku , sifat, ciri-ciriku, katanya kami penah ketemuan, tapi aku belum amnesia kan Dave ? dan aku masih ingat sama siapa aku ketemu “ aku curhat pada Dave. Namun Dave hanya balas dengan senyum. 

 Alarm berbunyi, jam menunjukan 05.30 wib. Walau sedikit kesal bertemu Dave dalam mimpi malam ini tapi aku bersyukur masih hiraukan alarm walau semalam begadang karena ngobrol sama lelaki itu. Thanks God tidurku nyenyak malam ini. 
 Pagi itu rasa jengkelku sedikit bertambah karena lelaki semalam sms lagi.
 “ Morning cantik, selamat beraktifitas N jangan lupa sarapan yah “ aku tercengang baca sms itu.
 “ kamu salah kirim “ balasku tanpa basa-basi.
 “ Hm… “ Hari-hari dia selalu telfon dan sms aku tapi aku hanya butuh kejujuran dia namun masih saja dia tidak mau memberitahu tentang dia. Namun sekarang bagiku itu tidak apa-apa lagi karena sudah 3 bulan aku di kota ini aku hanya memiliki teman kerja saja, siapa tahu punya teman di luar kota lebih menyenengkan “ pikirku dalam hati. 

Seiring berjalanya waktu akhirnya aku bisa dapatkan identitas dia. Laki-laki itu namanya Ray, tinggal di surabaya dan dia bekerja di sebuah rumah sakit ternama di Surabaya. Rumah sakit tersebut mempunyai cabang di Batam. Wah… dapat berita bahwa Ray bekerja di Sebuah Rumah sakit membuatku teringat ibu Lois mamanya Dave yang dari dulu menginginkan Dave menjadi seorang dokter. 
“Ahhh…. Tak perlu ingat Dave sebab dia bukan siap-siapa aku" aku sering berteriak setiap kali ingat Dave. Tidak tahu entah kenapa. tapi ini adalahRay bukan Dave.

Siapapun Ray, siapun laki-laki itu aku merasa bahagia mengutarakan keluh kesah dan bercerita suka-duka yang kualami kepadanya. Hari- hari sering kuhabiskan bersama dia, curhat, ketawa, dan minta saran bahkan menangis walau hanya sebatas lewat Samsung galaxy ku. 

“Dave, dia tinggal di Surabaya, katanya dia seorang dokter di sebuah rumah sakit, sebelunya aku tidak punya kawan yang tinggal di Surabaya tapi dia semua tahu tentang aku, katanya aku pernah bertemu sama dia sekitar 3 tahun yang lalu, waktu aku pake baju warna cream, jeans biru dan tas warna coklat. Padahal itu pakaianku ketika aku maw berangkat ke Batam, waktu itu aku tidan bertemu siapa-siapa kecuali keluargaku sendiri dan itu benar sekitar 3 tahun yang lalu. Giman tu Dave ? “ 
“ terserah lifi aja, orangnya baik gak ? “ 
“ menurutku dia baik, tapi dia jahat entah mengapa dia tidak jujur padaku “ 
“ apa alasanmu mengatakan tidak jujur , dan jika tidak jujur mengapa kamu percaya dan mau berteman denganya ? “ 
“ dia orangnya menyenangkan dan selalu baik buatku kuat “  aku bercerita ke pada Dave

Tiiiiiiiiiiitiiiiiiiiiiiiiiitiiiiiiiiiiiii…….. alaramku berbunyi dan ternyata hari sudah pagi HUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU……………. Kembali lagi kedunia mimpi, dimana dunia bertemu dan curhat kepada Dave, jujur saja aku kesal jika bertemu dia dalam mimpi dan ingin rasanya malam itu tidak mimpiin dia. Tapi mengapa dia selalu hadir dalam mimpiku ? dalam dunia nyata sedikit pun tidak ingin mengetahui tentang Dave, dia hanya kakak kelasku waktu SMA, putra bungsu dari kepala sekolahku dulu. kami berbeda sekolah

Ku akui orangnya ganteng dan pintar , memang semua cewek di sekolahnya menyukainya tapi aku hanya sekedar mengaguminya, mungkin karena tingkahnya yang tidak sombong walau dia memiliki segalanya.  ada suatu hal yang aneh, dia selalu hadir dalam mimpiku, sangat….sangat…. menyebalkan.

 Waktu masih subuh aku terbangun,  agak sedikit ngigau dan tidak sadar aku sms Ray
 “ aku benci Dave dan tidak mau mimmpiin dia lagi “ tapi Ray menghiraukan sms itu dan tidak balas- apa-apa. Aku langsung menutup kamar rapat-rapat dan langsung hidupin music, aku pun berteriak- sekuat-kuatnya. “ Dave bukan siapa-siapa aku dan aku tidak mau mimpiin dia lagi “ berulang-ulang aku mengulangi kalimat yang sama hingga rasa kesalku hilang. 

Sebelum aktifitas pagi kukumulai aku selalu baca sms Ray,
 “selamat pagi dan selamat beraktifitas, surrender your life to Jesus ” sms itu selalu ada di setiap pagiku

Semakin hari, keakraban diantara kami semakin dekat, bahkan aku dan Ray sudah jadiian dan resmi pacaran walau terkadang aku ragu akan Ray. Tapi entah kenapa rasa cintaku dan rasa yang selalu merindukan suaranya tertanam di hatiku. LDR, sesuatu yang tak pernah kuinginkan sebelumnya, tapi rasa nyaman bersama Ray membuat semuanya terjadi selama 2 tahun terakhir ini.

Suatu hari dimana hari yang tak pernak kubayangkan sebelumnya.
“ Olif…….besok aku akan tiba di Batam, aku akan tinggal di sana sekitar satu bulan “
membaca kotak inbox di hp ku, aku tersentak kaget ,jantungku terasa copot, sedikit cemas dan bertanya-tanya tentang pertemuan besok .
“aku belum siap bertemu kamu “
“ kenapa ? “ “ kamu itu seorang dokter dari universitas terkenal, pekerjaan bagus, pasti kamu ganteng, iya kan “
“Hahaha…truz “ jawabnya relax sambil tertawa
“ sementra aku hanya seorang karyawan biasa, dan masih kuliah di sebuah STKIP yang nantinya hanya seorang guru bahasa Indonesia, gak sebanding dengan kamu “ jawabku secara tidak sadar karena kaget secepat ini akan bertemu dia.
“ bagiku kamu itu gadis yang sangat kuridukan dan istimewa, besok aku sudah sampai di Batam dan membawakan surprise untukmu, mau gak? “ omonganya membuatku sedikit PD bertemu dia.
“ Ya mau “ jawabanku singkat dan langsung menutup telfon karena tidak ingin mengobrol panjang lebar lagi.

Sepertinya Ray serius akan datang ke Batam, mendengar infomasi itu, aku merasa panic entah apa yang membuatku seperti ini . Tampa banyak berpikir dan antara sadar tak sadar aku mengetik beberapa huruf dan mengirimkanya ke Ray
“ aku belum siap bertemu kamu Ray “ 6 kata tersebut masuk inbox Ray.

Tampa menunggu berapa lama bahkan selang beberapa detik saja balasan Ray datang “ terserah olif saja, setiba di Batam aku bekerja dalam beberapa minggu di Klinik Kasih Peduli dan jika sudah siap menemuiku ini alamat Kliniknya nya, Jln laksana bintang No. 006 Sei Panas Batam “ balasanya membuatku semakin kaget dan penasaran akan Ray, aku benar-benar tahu Klinik Kasih Peduli itu berada, setiap hari aku melewati tempat itu ketika aku berangkat dan pulang dari kampus.

Malam itu malam yang sangat panjang dan berat bagiku, berulang kali aku memenjamkan mata namum tak kunjung nyeyak. Bayangan semu Ray selalu terngiang di benakku. Bayang-bayang pertemuan nanti sangat sulit kuhilangkan dari pikiranku. Bolak-balik aku memutar-mutar badanku di atas kasur dan guling yang tidak pernah lekang dariku saat tidur.

Jam menunjukan 02.00 WIB akhirnya aku bisa terlelap
“ Dave aku bingung dengan Ray “ namun kali ini Dave tidak menjawab apa-apa kecuali membalas dengan secercah senyuman manis yang mendamaikan hati.
Jam menunjukan pukul 05.00 wib aku pun terbangun dan lagi-lagi dunia mimpi. Entah mengapa kejadian aneh itu terulang lagi dimana dunia yang selalu bertemu Dave dalam mimpiku. Sedikit terkesan misterius tapi mungkin saja itu hanya sekedar kerinduan. Oh…entahlah Dengan rasa sungkang dan gelisah yang tak menentu aku melangkah dan berangkat melaksanakan rutintas di tempat kerja. Seharian bekerja serasa setahun lamanya . Aku bingung dan takut bertemu Ray atau takut kehilangan dia karena aku gak sebanding dengan dia yang sudah tergolong sukses dan mapan.

Seperempat malam biasanya kuhabiskan  duduk di kampus mengikuti perkuliahan, namun malam ini berbeda dari hari sebelumnya, aku memutuskan untuk tidak mengikuti perkuliahan karena pikiranku tersita akan pertemuan besok.

Di sela-sela sibuknya pekerjaanku hari ini panggilan masuk dari Ray membuatku panic dan menjawabnya
“ iya Ray, ada apa? “
“ aku sudah sampai di Hang Nadim sayang, aku akan bertemu dengan kamu gadis pujaan hatiku. I miss u , oya olif lagi di mana, maukah kamu jemput aku ke bandara sekarang, abangku sibuk dan tidak bisa menjemputku lagian aku tidak sabar ingin bertemu denganmu “ 
 “ aku masih bekerja , kamu bisa pulang sendiri kan, nanti sore saja kita jumpa setelah aku pulang” jawabku sedikit deg-deg an
 “ okey, I miss u “ jawabnya mengakhiri telfonya. Selang beberapa detik Ray mengirim sms lagi
“ nanti datang ke rumag abangku ya alamatnya masih yang dulu alamat yang pernah kuberitahu padamu “

Hari itu, menunggu jam pulang terasa lama sekali. Cemas dan gelisah menemaniku menghabiskan waktu yang tak sedikit pun focus dalam pekerjaan . Tidak terasa jam sudah menunjukan 17.00 wib aku cepat-cepat pulang ke rumah. Aku langsung mandi, berdandan dan menghidupkan beatku dan aku akan segera menemui Ray.
 “ Ray sudah sampai belum, aku mau kesana tapi alamat abangmu yang kemarin  hampir lupa coba kirim ulang lagi, aku mau kesana sekarang “ sms itu kukirim ke nomor Ray.
5 menit telah berlalu namun balasanya tak kunjung tiba.Tanpa ragu aku menelfonya
“ nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi “ jawaban itu memebuatku tersenak kaget namun harus tetap positif thinking atau bisa saja mungkin lobet.
Satu jam kemuadian jawaban itu lagi ketika aku menelfon Ray. Panikkkkkk, ada apa gerangan. Tapi aku harus tetap positif thinking. Mungkin harus menunggu sebentar lagi.

Berapa jam aku menunggu tanpa melepaskan hp dari genggaman ku dan berharap Ray menghubungiku, sampai larut malam nomor itu tak kunjung aktif.
Ya Tuhan ada apa ini????
Keesokan harinya aku bekerja dengan dihantui pikiran tentang apa yang terjadi dengan Ray. Apa yang harus kulakukan menghadapi ini. Apa dia membohongiku atau sesuatu terjadi di jalan ? ah..tidak pikiran itu tidak boleh kupelihara dan selalu berharap dapat jawaban dari semua ini. Mugkin badan dan tanganku yang bekerja namun hati dan pikiranku berada pada Ray.

"Olif apa kamu ada masalah ? supervisorku bertanya yang sedari tadi memperhatikan ku yang tak sedikit pun konsen dalam pekerjaan.
"Ah…tidak mbak?
"Apa kamu sakit ?
“ Bingung mbak” jawanku tanpa basa-basi
“ Hmmm….bingung kenapa ni ?
 “ Ray “ jawabku semakin tidak bersemangat
“ Siapa itu Ray ,
" pacar LDR mu ?

Tanpa menunggu lama aku langsung bercerita semua tentang Ray. Walau sedikit respon nya membuatku jengkel dan merasa bahwa aku sudah dibohongi Ray akan semua ini dan bahkan mungkin saja dia sudah mempermainkan aku. Aku pun mulai terpengaruh dengan jawaban supervisor yang biasa kami panggil dengan mbak Tati. Aku pun semakin patah hati akan perlakuan Ray padaku.
Tega sekali itu lah kata yang muncul dalam hatiku. Atau mungkin sesuatu terjadi di tengah jalan, ah…itu tak akan terjadi, aku tidak ingin itu terjadi.

Tak lama kemudian mbak Tati memberikan saran agar aku menjumpai dia ke alamat kantor yang pernah dia berikan yaitu klinik Kasih Peduli. Wah ide yang sangat bagus.
 “Ide yang bagus mbak, nanti sepulang dari sini saya akan segera kesana tapi bukan untuk melepaskan rindu dan bertatap muka, namun untuk memberi peringatan pada dia karena sudah membohongiku “ omelan itu membuat teman-teman diruangan itu tertawa.

Jam menunjukan 17.00 wib. Waktunya pulang tanpa berpkir panjang aku langsung ke kantor itu. Lagi-lagi aku harus mengabaikan perkuliahanku malam ini, hanya karena Ray. aetibanya di parkiran, Jantungku berdetak kencang tidak seperti yg biasanya,kira- kira apa yang terjadi apa aku bertemu Ray dan seperti apa dia dan apa alasan dia tidak mengaktifkan nomornya?

Ketika aku mau masuk kedalam, security menyapaku
“ ada yang perlu kami bantu mbak, silahkan saja masuk ?
Timakasih pak, tapi kalau boleh tau apa diperusahan ini ada karyawan yang bernama Ray pak?
 “ Bapak Ray Prayer ya “
“ Saya Tahunya Ray saja pak”
“loh trus mbak ini siapanya pak Ray ??
“Saya temanya Pak, apakah saya bisa bertemu dia
” Maaf mbak bapak itu lagi di Jakarta sekarang baru kemarin dia dari sini itupun hanya sekitar 2 jam an langsung pulang ? Jawaban itu membuat aku tercengang kaget.

Ternyata Ray itu benar benar ada dan tidak terjadi apa-apa seperti yang kukwatirkan.
"Kalau boleh tahu Ray itu siapa ya pak, maksud saya apakah dia bekerja di sini?
"Dia masih kuliah melanjutkan S2 nya di Jakarta mengambil dokter spesialis namun dia membuka usaha disini dan mendirikan Klinik ini , dulu pak Ray mau mendirikan sebuah Rumah Sakit namun semua belum terpenuhi sehingga dia hanya membukaklinik ini untuk sementara waktu mewujudkan mimpinya mendirikan sebuah Rumah Sakit.
 “ kalau boleh tahu, kenapa dia hanya 2 jam di sini pak”
“ Oh ya dia baik-baik saja kan ?
“ ya dia baik-baik saja, saya kurang tau mbak kenapa langsung pulang “
Tampa banya bertanya saya pamit dan pergi dari tempat itu. Hampir Aku tidak percaya dengan pengakuan security tentang Ray. Seorang dokter, calon dokter spesialis. wah apakah aku salah orang ya, sepertinya tidak mungkin aku bisa berkenalan dengan orang sehebat dia. Dengan penuh pertanyaan aku pamitan dan segera pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa seribu pertanyaan yang masih belum bisa kutebak jawabanya.

 Malam pun tiba, rasa gundah gulana terus menghatuiku mengapa aku harus mengenal Ray, mengapa dia membohongiku dengan berpura-pura pacaran dan akan menjumpaiku dikota ini. aku telah dibohongi…. PHP……………..…pemberi…………………………………..harapan………………………………………………palsu. 

Jam menunjukan 02.00 WIB namun aku bisa memenjamkan mataku sedikit pun hanya rasa galau yang menemaniku malam ini. Kucoba untuk memutar lagu untuk membantuku tidur namun tak bisa, sejenak kamarku menjadi ramai dengan suara music yang kuputar dari ponselku. sekejab aku tersadar ini sudah larut malam suara music ini akan mengganggu para tetangga. Akhirnya musiknya pun kumatian dan kembali aku miskol nomor Ray, jawaban yang sama nomor yang anda tujuh tidak aktif, jawaban itu membuatku jengkel. Hari demi hari berlalu, bulan kejadian aneh itu berlalu.

Untuk saja aku tidak terlalu terbawa perasaan sebab aku tidak kenal dia dan hanya mengenal suaranya saja. Rasaku sangat buruk sekarang setelah dia berhasil menghancurkanku, meluluh lantakkan hatiku dengan segala teka-tekinya.

Terkadang itu hanya sebuah lelucon ketika aku bercerita tentangnya kepada teman-temanku. Apakah itu hanya sebuah imajinasi ? bukan sama sekali, itu benar terjadi hanya saja mungkin ada orang segaja melakukan keanehan ini. Tapi ya sudahlah….mungkin itulah namanya bunga-bunga hidup Seiring berjalanya waktu, teka-teki itu belum bisa akan tertebak. Jawaban itu membuatku kadang lelah.

Hari demi hari berganti tak terasa waktu berlalu, 3 bulan hal itu terjadi ternyata aku bisa melupakan kejadian itu. Pejalanan panjang telah kulalui di tanah industry ini. banyak hal yang telah kulalui, tentang cinta maupun perjuangan meraih apa yang ku impikan. 4 tahun sudah berlalu di kota ini aku jatuh cinta pada lelaki yang kukenal dari teman yang mengenalkanku dengannya. Cinta kami sederhana, tapi kami tulus saling mencintai. Aku memanggil laki-laki itu dengan sebutan dear. 23 februari 2013 hari tahun kami pacaran, hari jadian kami bertepatan hari ulangtahunku.

Kami merayakanya dimana waktu itu adalah moment yang indah ketika kami berdua menghabiskan separoh malam menelusuri Batam ditemani derasnya hujan, kelihatanya koyol namun kami bahagia. Dear mencintaiku dengan tulus, dia adalah laki-laki yang tidak bisa melihat kesedihan di wajahku, selalu berusaha memberi yang kubutuhkan. Sebenarnya aku adalah wanita yang beruntung dicintai laki-laki setulus hatinya. Malam menunjukan 23.30 wib setiba di depan kosku, dear pamit. Sekujur tubuhku menggigil kedinginan, mandi dan mengeringkan seluruh tubuhku dengan handuk telah kulakukan.

Masih sama seperti malam sebelumnya Selimut warna pink dan bantal guling selalu menemaniku menghabiskan malam.

“ Dave…aku rindu kampung halaman”
“ Oh ya bukankah rindu aku ? “
“ sedikit saja” Entah kenapa aku dan Dave tiba-tiba saja duduk berdua di depan teras rumah Dave menikmati steak dan segelas jeruk hangat. Ibu lois, papanya, bersama keluarga berkumpul sedang BBQ di depan rumahnya, cahaya yang tidak begitu terang, lampu pijar yang menyala di depan teras Dave ditambah cahaya api dari tumpukan kayu bakar menghangatkan malam itu. Kami membicarakan tentang perkawinan, semua berjalan seakan semua nyata dalam waktu yang tidak lama lagi.

Aku terbangun, Lama tak bertemu dalam mimpi, malam ini mimpi itu hadir lagi. Tak ingin bayang-bayang dan mimpi terus menghantuiku, ingin rasanya mengungkapkanya langsung kepada Dave atau ibu Lois. Tapi bagaimana caranya ?

Kuungkapkan semuanya dengan jujur kepada dear tentang Dave, tentang mimpi sejak 4 tahun yang lalu. “ dear, entah kenapa aku selalu memimpikan seorang lelaki “
 “ Oh ya, siapa tu ? “
“ anak kepala sekolah kami waktu SMA dulu “
 “ mimpi itukan bunga-bunga tidur, coba cerita mimpinya ! ujarnya serius
Aku terakhir bertemu dia sekitar 5 tahun yang lalu, aku bukanlah pacar atau teman dekatnya hanya saja ibu Lois menginginkanku dekat denganya. Aku mengaguminya bukan berarti mencintainya. Malamku sering bersamanya dalam mimpi, bukan karena aku memikirkanya di siang hari.

 Dear memainkan Hp-nya, seraya menghadirkan tawa di bibirnya Sepertinya dia tidak percaya itu hanya mimpi
“Apakah kamu ingin sekali mimpi jadi nyata.” Tanyanya sedikit marah
Aku hanya mengelengkan kepala. Dia kelihatan tenang walau sedikit kecewa, berusaha meyakinkanku bahwa itu hanya bunga-bunga tidur yang perlu diabaikan. Dear mengatakan bahwa kekasihku adalah dia bukan lelaki yang ada dalam mimpi itu. Dear sedikit memaksaku agar megabaikan mimpi itu.

Astri teman dekatku banyak mengetahui apa yang sedang kualami, Astri memberikan saran agar aku mengatakanya langsung kepada Dave. Tapi ide itu sangat konyol dan diluar logikaku. Aneh rasanya tiba-tiba mengatakan bahwa malamku selalu dihiasi mimpi tentang dia, bagaimana kalau dia menertawakanku ?, bagaimana kalau dia tidak mengenalku lagi ?. aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh……entahlah……..

Rasa penasaranku akan Dave semakin menggebu-gebu. Akhirnya aku mengikuti saran Astri untuk mencari tahu tentang Dave tampa harus diektahui dear. Entah apa yang terjadi setelah menceritakan semuaya jika aku sudah menemukan kontak Dave. Kuawali dengan pencarian di facebook, akhirnya aku menemukan propilnya, tak banyak yang kutemuan di dingding facebooknya. Melihat foto-foto yang ada, Dave banyak berubah dari pertemuan terakhir 5 tahun yang lalu. Satu hal mencoba menghentikan saran Asri untuk menceritakan semua pada Dave yaitu foto seorang perempuan cantik berambut ikal, bermuka tembem, berpelukan mesra dengan Dave.

Pencarianku berhenti dengan hanya sebatas menambahkan Dave ke daftar teman. Rasanya konyol jika aku harus mengatakan tentang mimpi kepada Dave. Saatnya Konsentrasi melupakan dan mengabaikan mimpi itu. Cintaku dengan Dear masih kami jalani dengan baik, walau sedikit agak backstreet dari teman-teman dan keluargaku. Entah mengapa meskipun waktu sering kami habiskan berdua namun rasa cintaku pada dear belum sepenuh hati bahkan terkadar ada rasa hambar.

Jumat pagi yg indah di awal bulan September, tak seperti biasanya aku selalu berada di ruangan tempatku bekerja. Hari ini hari cutiku dari rutinitas di kantor. Hari ini jadwal pertemuan dengan dosen pembingbing skripsi. Sebagai karyawan dan mahasiswa itulah yang kualami di kota ini namun semuanya indah walau kadang terasa melelahkan. Pertemuanku dengan dosen tidak mengecewakan akhirnya skripsiku di terima, hanya menunggu sidang beberapa hari lagi.

Rasa lelah hari ini ku akhiri dengan duduk bersantai di teras rumah ditemani segelas jus orange sambil mengotaki-atik androidku. Tiba tiba hp berdering Aku kaget dengan panggilan masuk di hp ku, sejak 2 tahun yang lalu nomor itu masih tersimpan di kontak ponselku. Nomor yang tak pernah memanggil sejak 2 tahun yang lalu tepatnya setelah kejadian aneh yang terjadi waktu itu. Lelaki yang pernah hadir walaupun aku tak tahu seperti apa wajahnya, lelaki misterius yang tiba-tiba datang, dan keadaan tak terduga menghilang juga, dia adalah Ray.
Ray memanggil…..
Masih benar-benar tersimpan di memoriku tentang Ray. Aku panic hingga akhirnya panggilan itu berubah menjadi panggilan tak terjawab. 

 Ray memanggil… 
“ Halo selamat sore “ 
“ Selamat sore olif, bagaimana kabarmu, aku rindu dengar suaramu “ 
“ ya olif baik “ Jawabku sedikit kecewa mengingat kejadian waktu itu 
“ oh ya maaf kalau saya salah, Saya Ray, dan nomor ini masih saya simpan sejak komunikasi kita yang terakhir 2 tahun yang lalu “
 “ maaf ya saya lagi sibuk, selamat sore “ jawabku seraya menutup ponselku Saya masih bertanya-tanya dengan kejadian waktu itu, rasa kecewa lebih besar dari penasarku tentang Ray sehingga aku tidak ingin bertanya tentang hal itu, mengapa dia menghilang setelah berjanji akan bertemu. 
Kembali ponselku berdering, 
one messege receive 
‘ olif, aku rindu kamu, maaf kejadian waktu itu dimana aku berjanji akan bertemu denganmu namun sore itu juga aku menghilang, itu kesalahan terbesarku. seketika aku mengingat kata-katamu belum siap bertemu denganku. Alasan lain aku tiba-tiba dapat panggilan untuk segera berangkat ke singapura melanjutkan S2 ku sayang untuk dilewatkan, Rumah Sakit tempatku bekerja mungkin tidak akan mengulangi menawarkan beasiswa kedua kali jika aku menolak waktu itu. Inilah adalah doaku setiap malam, kita berjodoh dan semua ini buat masa depan kita.
Messege ini membuatku terdiam,seperti kesetrum listrik serta membuat seluruh tubuhku kaku dan tak bisa berkata apa-apa. Aku diam membisu 
“ apakah kamu mengenalku ? “ entah mengapa hanya itu yang bisa ku balas 
“ lebih dari mengenal, aku mencintaimu “
 “ Apakah kamu mengenalku ” kembali ku kirim sms itu 
“ Sejak dulu kita sudah saling mengenal “ 
Belum sempat membalas sms Ray, tiba-tiba saja dear menghampriku. Aku kaget dan berusaha menghilangkan rasa grogi berbalas sms dengan Ray.
 “ Oh ada apa dear, tiba-tiba saja datang menghampiriku “
 “ bukankah tadi kamu yang minta kita bertemu sore ini “ Ucapnya 

Sore itu kami habiskan waktu berdua, raut wajah dan gerak tubuhku diketahui oleh Dear. Tak bisa dibohongi walau aku berdua dengan Dear namun pikiranku terpusat pada Ray. 
“ hari ini kamu tidak seperti biasanya, Ada apa ? harusnya hari ini adalah hari bahagiamu, sidang skripsimu berjalan dengan baik dan sekarang kamu telah resmi seorang sarjana, tapi ada sedikit rasa panic diwajahmu, apa yang terjadi, apakah kamu baik-baik saja ? Tanya Dear kwatir. 
“ Oh, tak apa-apa mungkin efek terlalu bahagia dan masih terbawa suasana grogi ketika yudisium tadi siang “  
Kami menghabiskan waktu duduk berdua di tepi pantai, menikmat indahnya sunset ditemani pulpy orange dan chitato yang berbungkus warna hijau. Aku bersandar di pundak Dear, kuhilangkan ingatanku dari Ray. Kami tertawa bersama. 
Udara sejuk mulai berubah menjadi dingin, jam menunjukan 20.00 Wib. Kami pulang, dear mengantarku sampai ke rumah. Ponsel yang sengaja kutinggalkan, telah dipenuhi panggilan tak terjawab, Ray, 12 panggilan tak terjawab. Namun aku mencoba mengabaikan. 5 menit berlalu ponselku kembali bergetar.
 Ray memanggil……. 
Halo… Olif, kamu baik-baik saja ? 
“ Baik” jawabku singkat Oh ya mengapa olif tidak menjawab panggilanku, kamu lagi sibuk ya, maaf kalau aku mengganggumu ! 
“ Gak apa- apa “ Entah mengapa aku tak ingin rasanya mempertegas kejadian 2 tahun yang lalu. Apakah kamu sudah membaca sms ku ?
 “ Sudah “ “ Aku mencintaimu “ ucap Ray 
“ trimakasih atas cintamu, aku menghargai itu, selamat atas gelar dokter spesialismu. Kejadian waktu itu membuatku sangat kecewa, aku merasa dipermainkan. Alasanmu mungkin benar sehingga waktu itu kamu melupakan janji untuk bertemu denganku. 
" Bukan untuk mempermainkanmu lif, tapi keadaan yang membuat seperti itu, aku mencintaimu. 
"Berikanlah cintamu untuk wanita lain, aku pernah berharap dan mencintaimu tapi untuk sekarang tidak lagi karena hatiku telah dimiliki orang lain" aku menjelaskan padanya
 Jadi apakah kamu sudah punya pacar ? nada Ray sedikit kecewa 
“ Ya, kami saling mencintai “ jawabku walau hati kecilku masih menginginkan Ray namun aku tak boleh egois pada Dear. 
“ maaf kalau Olif sudah punya pacar, jaga dirimu baik-baik. Ijinkan aku untuk berteman akrab denganmu” ucapnya kembali. Saya terdiam kaku seusai bertelepon dengan Ray. Rasa bingung merajai otaku. Apa yang harus kulakukan pada Ray dan pada Dear.

 Tidak…..tidak…aku tidak bisa egois dan mengecewakan Dear. Aku harus memilih antara Dear dan Ray. Dear mungkin tak sehebat Ray tapi aku tahu dia tulus mencintaiku. Mencoba untuk menghilangkan Ray dari otakku namun itu tak mudah, mengenalnya saja tidak, tapi entah mengapa sesulit ini melupakanya, kata-kata lembut yang memotivasi dan selalu membuat bibirku tersenyum. Aku nyaman ngobrol dan saling bertukar pikiran ketika kami masih LDR. 

Malam mingguan biasa kami habiskan berdua dengan Dear, begitu juga dengan malam ini. Namun malam iini berbeda dengan obrolan biasanya, Dear mengutarakan maksudnya untuk menikahiku akhir tahun tahun ini.
“ kita sudah cukup saling mengenal, tak baik jika kita berpacar terlalu lama, aku mau kita serius untuk membicarakan pernikahan, apakah kamu siap menikah denganku ? ucap Dear.
Aku bingung, sungguh tidak tahu harus menjawab apa, 
“ ya “ aku mengangguk 
“ Tapi apakah kamu sudah siap, kita terlahir di keluarga orang batak, biaya yang besar untuk melaksanakan sebuah pesta pernikahan, apalagi ada namanya sinamot ( Mahar ) yang harus dibayarkan. Tak mudah…….” Jelasku panjang lebar
Namun Dear tiba-tiba saja memotong pembicaraanku seraya menggemgam kedua tanganku. “ Aku akan berusaha , berikan aku waktu 10 bulan lagi “ jelasnya serius Aku bahagia dengan penjelasan Dear.

Aku tahu dia sangat mencintaiku dengan tulus. Setelah berbicara panjang lebar tentang pernikahan nanti, Dear pamit. Malam ini malam penuh bahagia, Thank you Dear. 

Setelah Dear pulang, aku tertidur sambil membayangkan betapa indahnya pernikahan nanti walau itu harus menunggu 10 bulan lagi. 
“ Oli….Olif….suara itu memanggil-manggil, aku menoleh ke belakang, ternyata Dave memanggilku. Aku tersenyum sambil melanjutkan aktivitasku. 
Jam menunjukan 05.00 Wib, aku bangun dari tidurku. 
 “ Entah mengapa aku mimpikan Dave lagi, hmmmmmm….abaikan saja “ omelku dalam hati. 
Setelah merapikan tempat tidurku, menikmati secangkir teh manis dan beberapa biscuit ditambah sejuknya udara pagi di teras rumah, itu adalah salah satu suasana yang indah di pagi ini. 

Minggu pagi adalah waktu yang jarang kulewatkan untuk beribadah di gereja, dan pagi ini Dear menjemputku untuk beribadah bersama. sepulang dari Gereja, kami menikmati makan siang di teras rumah. Androidku yang terletak di atas meja tiba-tiba saja bergetar 

 Ray memanggil……. 
Aku panic dan berusaha menyembunyikan tentang Ray dari Dear. Sebab jujur saja, aku tidak ingin lagi berkomunikasi dengan Ray. Berulang-ulang Ray memanggil, Dear menyuruhku untuk mengangkat. Tapi aku tidak ingin melakukan itu. 
Ray memanggil…… 
Aku tak bisa menyembunyikan bahasa tubuhku tentang kepanikanku akan Ray. 
“ Maaf ya lif, biarkan aku menerima teleponya, aku tidak mau olif menyembunyikan sesuatu dariku, kelihatan dari bahasa tubuhmu bahwa kamu menyembunyikan sesuatu dengan Ray “ Ucap Dear sedikit marah. 
Aku mengangguk. 
Ray : halo lif, selamat hari minggu 
Dear : selamat hari minggu juga bang 
Ray : maaf bang, ini siapa? Bukankah ini nomor handpon Olif ? 
Dear : ya, benar. Saya calon suaminya olif, Maaf dengan siapa ya ? 
Ray : saya temanya olif ( nada lemah ) 
Dear : ada pesan yang saya sampaikan ? 
Ray : oh hanya menanyakan kabar olif saja bang, semoga rencana kalian lancar

 Dear dan Ray mengakhiri teleponya. Setelah Dear pulang dari kosku, tampa basa-basi aku menekan nomor Ray.
Ray : selamat malam olif, ada apa ? 
Olif : selamat malam Ray, dear pesan bahwa Ray menelepon olif tadi siang, ada apa ? 
Ray : selamat ya, sudah menemukan lelaki yang akan segera menjadi pendamping hidupmu 
 Olif : maksih Ray, maaf ya, doakan kami supaya semua berjalan lancar. 
Ray : amin, asalkan kamu bahagia, aku pasti bahagia lif, aku memang tak sepantasnya mengatakan bahwa aku sangat patah hati dengan apa yang aku dengar tadi siang, bahwa kamu telah memiliki calon suami, mungkin sampai saat ini cintaku masih utuh untukmu. Biarlah cinta itu kusimpan dalam hati. Aku akan mendoakanmu agar kamu bahagia bersamanya. Maaf ya lif bukan niat mengganggu kalian, bahagialah bersama dia 
Olif : makasih ya Ray, aku juga akan berdoa semoga kamu mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku Ray : ya lif 

 Setelah berbicara dengan Ray, Aku semakin memantapkan hatiku untuk melupakan Ray dan benar-benar sepenuh hati mencintai Dear. Meskipun Hatiku sedikit galau menghadapi semua kejadian ini. Pagi ini aktivitas di kantor tak seperti biasanya tetapi sedikit lebih sibuk.
 “ jam 10 kita ada meeting “ kata Astri mengingatkan. 

Meeting kali ini dipimpin langsung Mr. Mahest yaitu direktur utama di perusahaan ini. Entah apa yang mau disampikan, kami kurang tau. Puji Tuhan, peningkatan karirku memang bagus, masih teringat 3 tahun yang lalu ketika pertama bekerja diperusahaan ini, aku hanya karyawan biasa. Namun sekarang aku duduk di posisi sekretaris. Memang agak janggal dan sedikit lari dari jurusan pendidikan Bahasa Indonesia, di mana seharusnya aku menjadi seorang guru tapi keyataanya menjadi seorang sekretaris di sebuah perusahaan. 

Aku dan staff lain duduk melingkar mengikuti posisi kursi rapat di ruang meeting, semua mata dan perhatiaan tertuju pada Mr. Mahest. 
“ Selamat siang buat semua staff yang hadir dalam meeting kali ini “ ucap Mr. Mahest dengan logat India yang merupakan bahasa sehari-harinya. Dia memang pasif Bahasa Indonesia namun kami masih mengerti apa yang di bahas ketika berkomunikasi denganya. 
“ selamat pagi pak “ Kami semua menganggukkan kepala seraya tersenyum. 
“ langsung pada intinya, cabang perusahaan kita yang berada di Pekanbaru membutuhkan karyawan dari perusahaan inti yang ada di Batam ini. Ini semua telah saya pikirkan, mentranfer beberapa karyawan untuk kemajuan cabang perusahaan yang ada di Pekanbaru, bukan waktu yang singkat dan juga bukan waktu yang lama, yaitu sekitar 6 bulan. Setelah semua tertata dengan bagus, staff akan kembali ke perusahaan ini “ Mr. Mahest menjelaskan panjang lebar. 

Seluruh peserta rapat terdiam, sebelunmya kami sudah tahu cabang Pekanbaru membutuhkan Staff yang berpengalaman dari perusahaan inti, tetapi bukan berarti semuanya siap dipindahkan. “ allright, saya akan menyebutkan 6 orang staff yang akan kita kirim ke Pekanbaru dalam waktu 6 bulan ke depan, jika dengan alasan yang logis maka anda bisa menolak untuk di kirim ke sana “ Mr. Mahest menambah penjelasanya. 

Hati kami mulai berdebar, kira-kira siapa yang akan kirim ke sana. Setelah Mr. Mahest menyebutkan 3 staff, namaku adalah yang ke empat. Ketiga staff lain tidak ada yang keberatan dengan keputusan sang direktur. Mereka kelihatan bahagia. 
“ Olif, are you ready with this decision” tanyanya seraya melihat ke arahku. Aku sedikit berpikir.
Mbak Nengsi yang duduk disampingku berbisik pelan 
“ terima saja, hanya 6 bulan, sekalian cari pengalaman, mumpung masih single klo sudah punya anak akan susah kemana-mana “ 
 “ Yes Sir, I am ready “ jawabku seraya mengganguk dan tersenyum padanya. 

Setelah meeting, aku mengclosing pekerjaanku. Jam menunjukan pukul 17.00 Wib. Aku palang dari kantor dengan sedikit pikiran nano-nano. Mingu depan akan ke Pekanbaru, benar-benar di luar dugaanku bahwa aku merupakan salah satu staff yang ikut ke sana, tapi perkataan mbak Nengsi benar. Di samping tuntutan pekerjaan ya sekalian mencari suasana baru. 

Ini adalah minggu ketiga bulan Januari dan bulan Juni sudah kembali ke Batam lagi. Semua itu adalah waktu yang singkat. Aku mengatakanya kepada Dear, dia sangat marah dengan keputusanku.
 “ mengapa olif harus menyetujui keputusan itu ?” Tanya Dear dengan nada agak keras 
" Bukan kah kita bulan Oktober berencana akan menikah ? tapi kamu malah pergi ke kota lain, olif egois dan tak memikirkan rencana kita atau mungkin kamu tak pernah tahu betapa aku serius dengan semua rencana ini ? “ tambahnya lagi. 
Aku hanya bisa terdiam, yang dikatakan Dear benar. Aku mencoba menjelaskan bahwa sebelum Oktober aku telah kembali ke Batam 
“ Dear, kita akan menikah bulan Oktober dan bulan Juni aku sudah kembali ke sini. Jarak Batam-Pekanbaru bukan jarak yang jauh. Jika kita saling merindu, kamu boleh liburan ke sana. Mengenai rencana kita akan tetap berlangsung, dan semua ini bukan penghalang “ ucapku padanya. 
Dear masih marah. 
“ atau mungkin apakah olif ingin menjumpai Ray di sana ? Tanya Dear 
“ sekarang Ray itu bukan siapa-siapa, ini semua tidak ada hubunganya dengan Ray, kamu jangan mengalihkan pembicaraan, ini murni demi pekerjaan Dear. Tolong engkau mengerti. Aku mencintaimu. “ 

 Hari ini Dear tak seperti biasanya, dia pergi meninggalkanku begitu saja. Hatiku sangat teriris. Apakah keputusanku ini salah ? bukankah seharusnya dia mendukung karierku ? Haaah…….. entahlah ???? “ 

"Maafkan aku Dear “ tiga kata itu ku kirim ke blackberrinya namun tak berbalas. Aku merasa bersalah dan telah membuat Dear kecewa. Tiga hari terakhir ini kami tak berkomunikasi. Hatiku tak tenang. Hari ini aku bertekad untuk menjumpainya ke rumahnya. Jarak Bengkong- Batu aji memang agak jauh. Aku harus mengendarai Mio ku sekitar 40 menit agar tiba di rumahnya.
“ dear aku datang ke rumah ya” sms itu ku kirim ke ponsel Dear. Tampa menunggu balasanya aku segera berangkat. Di tengah perjalanan, androidku bordering “ Hati-hati di jalan ya “ balas Dear. Hatiku bahagia membacanya, disamping rasa marahnya dia masih memperhatikanku. 

Dear menungguku di depan rumahnya, dia tersenyum dan mencium keningku 
“ aku kwatir denganmu, tiga hari terakhir ini kita tak ada komunikasi, ada apa denganmu Dear “ aku bertanya kepadanya
 “ trimakasih sudah menemuiku dan peduli denganku, maafkan aku ya “ jawabnya dan menggenggam kedua tanganku. Kami berdua bahagia 
“ aku lapar, tempat makan favorit kita telah menunggu dan merindukan kita “ ajaknya bercanda Tempat ini adalah tempat favorit kami, kondisinya tidak terlalu mewah. Para pelanggan menikmati menunya di outdoor dari café tersebut. Café itu Terletak diatas perbukitan sehingga jika kita memandang, maka separoh kota Batam akan terlihat. Di malam hari udaranya terasa sejuk, lampu-lampu dari gedung mewah singapora juga terlihat. Tempat itu memang indah. Tidak ada yang salah jika kami merindukan tempat itu saat kami tidak mengunjunginya dalam waktu satu bulan penuh. 

Aku menyandarkan tubuhku di pundak Dear, dia membelai rambutku 
“ apakah kamu mencintaiku “ Tanya Dear 
“ mengapa kamu bertanya akan hal itu, bukankah bukankah bulan Oktober kita akan menikah. Kalau tidak karena cinta. Mungkinkah aku menyetujuinya “ jawabku 
 “ Tapi mengapa kamu harus pergi ke Pekanbaru” ucapnya lagi “ Bulan Juli aku sudah kembali, 4 bulan lagi kita bisa prepare pernikahan kita. Tolong dukung pekerjaanku. Nanti kalau aku menolak takut berpengaruh dengan berlanjut atau tidaknya pekerjaanku di sana “ aku berusaha menyakinkan dia. 
“ jika kamu mau, kamu berhenti bekerja, biarlah aku yang menyiapkan semuanya dan juga……” 
“ Tidak….tidak….saya harus tetap bekerja “ jawabku memotong perkataan Dear, sebab buatku pekerjaan adalah harga mati yang tak bisa ditawa-tawar. 
“ Ya baiklah aku akan mendukung kamu “ tambahnya lagi.

Minggu pertama awal Februari, tepatnya hari kamis, adalah hari keberangkatan kami ke PKU. Aku tidak ikut dengan mobil kantor yang dinaiki 5 staff lainya, aku di antar oleh Dear sampai ke bandara. 30 menit diperjalanan, kami tiba di Hang Nadim. Waktu Check in tiba, Dear mencium keningku. Kami berpamitan. Citylink Air mendarat di Sultan Syarif Kasim II, tepatnya jam di tanganku menunjukan pukul 16.30 Wib. Tidak ada perbedaan dari waktu yang tertera di tiket kami. Kami di jemput oleh bapak Juan, manager perusahaan cabang Pekanbaru. Setelah berbincang-bincang dan menikmati makan malam di salah satu restoran dekat SKA mall , BELIAU MENGANTAR kami ke apartemen perusahaan. 

Kurebahkan tubuhku, menghilangkan rasa lelah perjalanan, hari ini. Aku mengetik beberapa  kata di bbm dang mengirimkanya ke kontak Dear.
“ Dear, aku sudah tiba di PKU , baik-baik di sana ya “
“ya sayang, jaga diri baik-baik “  balas Dear

Minggu pertama melakukan segala pekerjaan di kantor ini memang agak sedikit melelahkan lantaran masih banyak yang harus dibenahi, namun semua berjalan dengan baik. Kerjasama yang baik terjalin diantara kami.
Aku sendiri tak pernah merasa sendiri di sini, teman-teman semua saling mendukung bahkan aku seperti menemukan keluarga baru di sana. Kak Uli adalah HRD di perusahaan ini, beliau begitu akrab denganku, dia sering mengajaku menikmati kuliner dan tempat wisata di daerah melayu ini. Bang Igo adalah suaminya. Mereka dikarunia satu orang anak laki-laki yang tampan namanya Chris. Chris masih berumur 5 tahun. Dia akrab denganku. Senin sampai jumat kami tinggal di apartemen, tapi sabtu dan minggu aku selalu menginap di rumah kak Uli.

Semua pekerjaan berjalan dengan baik meski hari ini kami harus lembur hingga jam 22.00 wib. Kesibukanku hari membuatku mengabaikan bbm bahkan panggilan Dear yang sedari tadi membuat ponselku tak berhenti bergetar.
Setiba di apartemen, belum sempat membalas bbm atau menelepon balik Dear poselku sudah lobet.  5 menit merebahkan tubuhku di kasur, aku terlelap.
“ Dave, aku senang berada di kota ini, tapi aku rindu Batam “
“ Sabar ya Lif, agar lebih rilex sekarang kita makan es cream dulu “ Dave memberikan mini corneto yang baru saja dia beli. Kami tertawa penuh canda sambil menikmati es krim tersebut.
Malam ini aku bertemu lagi dengan Dave dalam mimpi. Tapi aku tidak boleh berpikir lain, hanya saja yang ada dalam otakku adalah mengabaikan mimpi itu.
Setelah bangun tidur, aku segera menghidupkan ponselku.
“ olif tak punya perasaan, kamu sudah berubah dan  tidak peduli denganku.  Mengabaikan semua bbm dan bahkan mematikan ponselmu ketika aku ingin berbicara denganmu. Apakah kamu sudah punya penggantiku ? atau saja kamu telah kembali pada Ray ? kamu tega Olif menghancurkan semua harapanku “  aku terkaget-kaget membaca bbm Dear.
“ Dear, tolong jangan berbicara seperti itu, kamu yang egois, tampa tahu sebabnya langsung menuduhku, aku capek dan sibuk dengan pekerjaanku, itu semua bukan berarti ingin menghancurkan harapanmu. Satu lagi jangan bawa-bawa nama Ray “  balasku dengan kecewa
“ jadi sekarang kamu membela Ray “   sepertinya Dear salah paham
“ Bukan Dear, tolong mengerti dengan pekerjaanku, tak ada laki-laki di hatiku lain selain kamu “
“ ya maafin aku ya sayang “ balas Dear membuat hatiku lebih tenang

3 bulan berlalu setelah berada di kota ini, pekerjaan berjalan dengan baik, namun baru tiga bulan tak bertatap muka dengan Dear, semuanya semakin berantakan. Sepertinya hubungan ini jauh dari saling percaya. Dear menduga-duga dengan hal yang tidak dia ketahui. Memang akhir-akhir ini aku sibuk dengan semua aktifitas di kantor dan kurang perhatian kepada dia.

Hari Jumat minggu ketiga di bulan Maret adalah hari libur paskah. Aku merencanakan liburan paskah di sini bersama kak Uli dan teman-teman lainya. Namun tante Jul mengajakku menghabiskan liburan paskah di Batam. Tante Jul adalah mama Dear. Tante Jul tinggal di Tanjung pinang yang merupakan ibukota Kepulauan Riau. Terakhir bertemu dengan tante Jul adalah setahun setelah pacaran dengan Dear tepatnya sekitar 2 tahun yang lalu. Tante Jul meneleponku kemarin dan mengajaku bertemu dengannya.
Kuurungkan niatku merayakan paskah dengan Kak Uli, bang Igo dan Chris. Aku sangat menghargai ajakan tante Jul, apalagi Tante Jul sengaja datang dari Pinang, alasanya ingin bertemu denganku.

Tiket penerbangan hari Kamis pukul 14.15 Wib telah di tanganku. Tiga hari sebelumnya aku telah membuat form izin pulang lebih awal karena hari minggu aku kan kembali ke Pekanbaru.
“ Dear, penerbangan Pekanbaru-Batam pukul 14.15 Wib, jemput kira-kira jam 3 ya “ aku mengirimnya ke BBM Dear.
“ Iya sayang, hati-hati di jalan “ Balasnya
“ Tante, hari kamis jam 3 sore, olif sudah tiba di Batam “ aku kembali mengirim pesan ke ponsel tante Jul
“ Iya sayang, hati-hati di jalan ya nak “ balas tante Jul.
Aku memasuk beberapa perlengkapan ke Travel Bag, besok akan balik ke Batam. Cuaca hari in agak mendung namun tak hujan. Kabut asap semakin menebal. Akhir-akhir ini kabut asap menelimuti kota ini. Ini akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak peduli dengan orang lain demi kepentingan pribadinya. Mereka telah membakar ratusan hektar lahan gambut yang menyebabkan asap  kabut makin menebal.
Hatiku bahagia, dimana hari ini akan balik ke Batam, tentunya menjumpai Dear dan tante Jul.
Sebelum ke bandara, kuhabiskan separoh waktu hari ini mengerjakan aktivitas kantor
“ bukanya hari ini, olif balik ke Batam “ Tanya Ezi yang sedang mengetik beberapa dokumen kantor
“ iya Zi, penerbangan nanti sore “ jawabku dengan bahagia
“ asap kabut menebal dimana-mana, Penerbangan dari PKU ke semua kota di batalkan hari ini “  jelas Dwi yang dari tadi mengikuti pembicaraan kami.
“ apa ? “  tanyaku dengan kaget
“ Iya, saya tak bohong “ jawab Dwi

Aku mengotak-atik androidku, ternyata benar, aku baru saja membaca pemberitahuan bahwa penernangan PKU-BTH di tunda sampai besok. Aku kecewa teramat dalam. Pertemuan dengan tante Jul terancam gagal.  Namun aku tank menyerah begitu saja. Pukul 13.00 wib aku tetap memantapkan langkahku ke bandara namun ternyata benar seluruh penerbnagan ditunda hingga esok atau mungkin lusa. Aku termenung dan kecewa mengapa semua harus seperti ni. Dengan keraguan dan sedikit deg-deg’an aku menelepon tante Jul
Olif                  : selamat siang tante
Tante Jul          : iya sayang, bagaimana nak, sudah berangkat belom, tante dengar di berita Pekanbaru berkabut  tebal ya?
Olif                  : ya tante, maaf olif tak bisa  balik Batam hari ini, mungkin besok?
Tante Jul          : Kenapa nak ?
Olif                  : penerbangan di tunda, kabut di mana-mana, maaf ya tante!
Tante Jul          : ya nak, tak ada masalah buat tante, tante kwatir sama olif, jaga diri baik-baik di sana ya, jaga kesehatan dan masker kalau keluar rumah. Kalau menurud tante olif tak usah balik ke Batam sampai kondisi cuaca aman
Olif, makasih tan, maaf olif tak bisa ketemu tante liburan paskah ini, biarlah olif tnda balik Batam hingga bulan Juli nanti
Tante Jul          : iya nak ( bersambung )

Tidak ada komentar: